Sajian Ramadhan 16: Ramadhan Adalah ‘Sepotong Taman Surga’

Oleh: Aswan Nasution

Agama436 Dilihat
Banner IDwebhost

PERNAHKAH terbayang dalam benak kita mengenai “sepotong surga” yang melayang-layang di atas bentangan langit dunia? Ia diangkat tinggi-tinggi oleh sepasukan malaikat Allah dan diantarkan oleh para bidadari yang mengiringinya hingga ke langit terbawah.

Dalam “sepotong surga” ini tampak pula sepotong kolam yang berair tenang hingga kita dapat melihat diri kita sejelas-jelasnya. Jelas dosa-dosa kita, jelas pula kekurangan dan sifat kita. Inilah tempat yang paling jujur bagi kita untuk melihat diri. Dan, dialah, Ramadhan yang kehadirannya selalu dinanti-nanti.

“Sepotong surga” ini sengaja dihidangkan Allah untuk para hamba-Ny. Ia, tentu saja diidam-idamkan oleh semua makhluk Allah. Berbeda dengan kilatan komet yang datang sekian puluh tahun sekali, “potongan surga” ini datang sekali setahun, selama satu bulan. Komet hanya sekilas lalu menghilang. Hanya dinikmati oleh mereka yang dekat  dengan teropong. Tetapi “potongan surga” ini, sungguh luar biasa menakjubkan, diperuntukkan untuk semua hamba-Nya.

Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW, jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadhan yang termulia ini datang, selalu melakukan persiapan-persiapan. Beliau menampakkan rasa gembira serta keriangan tiada tara, karena bulan ini akan memberikan kesempatan emas bagi beliau dan terutama bagi umatnya. Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan kasih sayang Allah, bulan ampunan Allah dan bulan dimana Allah membuka pendaftaran bagi hamba-Nya yang ingin dibebaskan dari sergapan dan jilatan api neraka.

Setelah sebelas bulan lamanya kita bergelimang dosa, badan ditaburi dengan makanan-makanan syubhat seeta haram, mata hanya menikmati pemandangan yang mengundang murka Allah, telinga hanya mendengarkan yang berbau maksiat, tangan digunakan untuk memeras; kini tiba saatnya, selama satu bulan, kita menahan ini semua. Betapa sayang dan kasihnya Allah kepada kita, meski berjuta dosa menumpuk, meski serangkaian pengkhianatan kita lakukan, meski setiap janji dengan-Nya kita selalu menyertainya dengan pelanggaran, tetapi Allah tak pernah bosan untuk menyayangi kita.

Baca Juga:  Hidup Adalah Surga

Alangkah indahnya kasih Allah kepada kita, tetapi alangkah nistanya kita sebagai hamba-Nya. Setiap Allah antarkan nikmatnya kepada kita, tetapi setiap malam para malaikat-Nya juga mengantar catatan keburukan kita kepada Allah. Maksiat kita kepada-Nya tiada henti, tetapi ampunan Allah kepada kita juga tidak pernah terputus.

Alangkah nikmatnya Ramadhan. Beruntunglah kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu Ramadhan karena tidak sedikit di antara saudara kita yang pernah bertemu Ramadhan tahun lalu, tetapi tak bisa menikmatinya tahun ini. Ketahuilah ini semua terjadi karena kita masih disayang Allah. Janganlah kasih dan sayang-Nya kita balas dengan tindakan yang justru menistakan diri kita.

Untuk membasuh seluruh daki-daki dosa, untuk membersihkan sifat angkara murka, untuk menyucikan kembali jiwa kita, Allah telah memerintahkan para malaikat-Nya mengantarkan “sepotong surga” agar kita dapat membasuh diri, membersihkan jiwa serta menyucikan hati melalui bulan Ramadhan. Karena itu, kedatangan Ramadhan ini, jangan terlantarkan hidangan yang tengah disajikan para malaikat-Nya kepada kita.

Bulan ini akan mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan pengendalian, bagaimana melakukan pelurusan serta bagaimana melakukan penjernihan terhadap rohani kita. Hal ini semua dapat dengan mudah dicapai bila kita secara sadar mampu mengendalikan nafsu, karena salah satu elemen kemanusiaan ini memang diciptakan Allah dengan kehendak tak terbatas.

Pada strata lanjutan, seorang hamba akan disebut mampu menangkap akan pesan moral ibadah puasa ketika ia bukan sebatas menahan makan, minum, dan seks, tetapi bila ia berhasil mengendalikan pembicaraannya, pendengarannya, dan pandangannya. Bulan ini akan mampu mengantarkan melakukan “shaumul khusus”.

Jika bangsa indonesia ini merasa betapa berlimpahnya kesulitan menghadang, seakan tidak ada lagi harapan, maka Ramadhan adalah saat dimana Allah tidak akan mengkecewakan hamba-hamba-Nya. Karena itu, seharusnya kita bersimbah air mata karena kerinduan yang mendalam ingin mendapatkan jaminan Allah SWT.

Baca Juga:  Sajian Ramadhan 19: Rahasia-Rahasia Ramadhan

Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda, “Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah”. Bermohonlah kepada Allah, Rabb-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitab-Nya.

Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan Ramadhan yang agung ini. Wallahu a’lam bish showab.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa. “Hidangan Langit Telah Tersedia, Lupakan Sejenak Santapan Duniawi”.

Reperensi: Repleksi, KH. Hasyim Muzadi.

banner 336x280