“Dan segeralah kamu mohon ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”. [QS. Ali-Imran: 133].
BULAN Ramadhan dapat diupayakan sebagai gerakan muhasabah linafsi dan kesadaran bertaubat dikalangan umat Islam, sebab ikhtiar sebagai bukti keberanian untuk membuka diri secara sadar.
Dalam hal ini sebenarnya Al-Qur’an sudah mengajarkan adanya sikap segera bertaubat bagi tiap umat Islam yang melakukan perbuatan dosa. Firman Allah SWT: “Dan segeralah kamu mohon ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”. [QS. Ali-Imran: 133].
Betapa agungnya ajaran Al-Qur’an, manakala di bulan Ramadhan dapatlah direnungkan segala aktivitas amaliah dan aktivitas ubudiyah, baik yang berkaitan dengan jiwa pengabdian, prestasi kerja, rasa peduli, disiplin sosial dan disiplinan Nasional. Bahkan termasuk juga kurangnya rasa tanggung jawab dan penyalahgunaan jabatan, seperti korupsi, hilangnya rasa malu, manipulasi dan bentuk kejahatan lainnya.
Dengan demikian bulan Ramadhan dapatlah digunakan untuk mawas diri dan sekaligus bertaubat kepada Allah SW, diharapkan posisi kita setelah menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan benar-benar diampuni oleh Allah SWT, atas dosa-dosa selama ini, dan selanjutnya kita akan kembali dalam keadaan fitrah [bersih].
Di bulan Ramadhan ini pula turun Al-Qur’an adalah termasuk peristiwa agung. Peristiwa turunya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan seyogyanya kita ujudkan perilaku Qur’ani di tengah-tengah kehidupan Umat Islam sebagaimana disebutkan firman Allah: “Pada bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an, untuk menjadi petunjuk dan pemisah antara yang haq dan yang bathil”. [QS. Al-Baqarah: 185].
Kita ketahui bersama, kedudukan Al-Qur’an adalah sebagai pedoman hidup dan petunjuk bagi umat manusia. Oleh karena itu tanggung jawab umat Islam mengembangkan agar Al-Qur’an benar-benar dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat secara kongkret.
Realita di masyarakat, Al-Qur’an hanyalah merupakan keperluan final, billa umat ini dihadapkan berbagai pemasalahan kehidupan dan penghidupan. Sebenarnya Al-Qur’an banyak berisi muatan sains dan teknologi, sebagaimana pendapat ahli bedah perancis Prof. Dr. Maurice Bucaile. Pada masa kejayaan Islam di abad 11 M. telah dicatat banyak sarjana Muslim, seperti: Ibnu Sina, Ibnu Rusyad, Ibnu Chaldun, Al-Farabi, dan sebagainya.
Yang terpenting sekarang ini dengan semangat Ramadhan kita tingkatkan taddarus Al-Qur’an, kajian Qur’an, Qiraatul Qur’an, dan bentuk diskusi-diskusi kandungan Al-Qur’an diselenggarakan dengan sungguh-sungguh.
Diharapkan agar Umat Islam memanfaatkan potensi Ramadhan, sebagai upaya pembinaan dan pengembangan masyarakat menuju kehidupan masyarakat Islamiyah sejahtera lahir dan bathin.
Wallahu a’lam bishshowab.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa. “Hidangan Langit Telah Tersedia. Lupakan Sejenak Santapan Duniawi.”