BERBAGI News – Sangat memperihatinkan, kasus bunuh diri yang terjadi belakangan ini di NTB. Mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri, membakar diri dan lain lain, adalah tindakan yang sangat miris.
Dalam seminggu terakhir ada dua peristiwa bunuh diri terjadi di bulan Juni. Di Pujut, Lombok tengah remaja tewas membakar dirinya sendiri dan ditemukan tewas di rumahnya, motifnya hal yang biasa karena terbakar cemburu dalam hubungan asmara.
Juga di Kota Mataram, kasus bunuh diri seorang mahasiwa ditemukan tewas tergantung di kamar mandi, motif bunuh diri diduga sama karena masalah asmara.
Sangat miris, jika kita melihat fenomena bunuh diri yang muncul menjadi alternatif seorang dalam mengatasi banyak masalah yang dihadapinya.
Pola yang dilakukan dan penyebab yang sama, dari masalah asmara, ekonomi, atau masalah keluarga santer menjadi penyebab.
Dalam psikologi depresi dan gangguan mental merupakan dua hal dominan yang menjadi penyebab timbulnya seseorang melakukan bunuh diri.
Dalam beberapa kasus bunuh diri biasanya akan timbul perasaan yang intens layaknya marah, kecewa, dan panik walaupun yang bersangkutan tidak pernah mendapatkan diagnosis gangguan mental apapun. Sehingga hal ini yang menyebabkan penderita ingin menyudahi dirinya saja.
Bunuh diri adalah tindakan sengaja yang dilakukan seorang, hal ini bukan penyakit, ia disebabkan oleh lingkungan sosial yang ada. Lingkungan berpengaruh penting terhadap ego manusia.
Dalam kajian akademik, bunuh diri dalam ilmu sosiologi sebagai sebuah keterasingan yang dialami oleh seorang individu dalam lini sosoialnya. Keterasingan dalam semua asfek.
Teori Sucide dalam pandangan Emile Durkheim sendiri dsebutkan bahwa tipe bunuh diri anomie sucide karena kekaburan norma, lemahnya kontrol sosial menyebabkan kebingungan masyarakat atau individu dalam mengalami perubahan yang secara mendadak terhadap dirinya.
Bunuh diri karena asmara juga yang terjadi karena sudah sangat depresi berat, putus asa, karena keinginan mempertahankan hubungan cinta masing-masing menjadi keinginan yang melebihi apapun, sehingga dalam keadaan tersebut opsi bunuh diri muncul dalam diri individu.
Realitas yang terjadi karena masalah ekonomi yang drastis, hubungan asmara, dan keinginan indvidu yang tak terpenuhi sehingga berdampak terhadap tekanan mental menyebabkan opsi bunuh diri muncul dalam pikiran.
Melihat realitas fenomena bunuh diri yang terjadi di masyarakat NTB, laki laki dan perempuan, semua usia yanng menjadi pelaku bunuh diri. Perlu menjadi perhatian bersama, dengan kontrol sosial dalam masyarakat kita perlu ditekankan, solidaritas bersama dalam masyarakat dengan derasnya arus informasi harus menjadi penguatan guna memberikan solusi yang muncul dalam setiap individu. (*)
Penulis: Azis Meinudin, S. Sos (Pemerhati Sosial NTB)