Sajian Ramadhan 4 : Renungan Puasa

Oleh; Aswan Nasution

Agama364 Dilihat
Banner IDwebhost

BANYAK orang berhasil berpuasa satu bulan penuh sepanjang bulan Ramadhan tidak merasakan perubahan yang berarti dalam dirinya. Hal-hal yang dilarang agama dan merugikan masyarakat, tetap saja diabadikan. Kebiasaan mengumbar nafsu berlangsung terus, pengalaman keagamaan yang diperolehnya selama menjalankan ibadah puasa dan shalat tarawih tidak berbekas sedikitpun.

Syehk Ali Utsman Al-Hujwiri, sufi abad ke-11 dari Afganistan, mencoba menjelaskan sebab-sebab kecenderungan tersebut muncul sebagai fenomena umum di kalangan umat Islam. Banyak orang lupa bahwa ibadah puasa adalah sebuah perjuangan batin menaklukkan kecenderungan buruk dalam diri kita [mujahadah] untuk mencapai kesaktian yang mendalam [musyahadah] akan keesaan dan kasih sayang Tuhan.

Sufi dari Afganistan itu juga memberikan penjelasan sebagai berikut, “Lapar memang membuat badan menderita, tetapi pada saat yang sama menyinari hati dan membersihkan jiwa, serta mengantarkan roh ke hadirat Tuhan.” Itulah makna puasa yang sebenarnya.

Sebaliknya makan kenyang memang membuat tubuh senang dan berisi, tetapi sering lupa bahwa makan kenyang mendatangkan banyak kelemahan bagi jiwa itu sendiri. Apalagi jika makanan itu diperoleh dengan jalan yang tidak benar, pengaruhnya pun buruk bagi jiwa seseorang. ” Dulu pada zaman permulaan agama Islam, orang Islam makan untuk hidup, tetapi kini banyak orang orang Islam hidup untuk makan,” kata sang sufi lagi.

Selama melaksanakan ibadah puasa, sebenarnya banyak orang merasakan pencerahan sebagaimana dikemukakan Al-Hujwiri itu: hatinya bersinar-sinar, jiwanya merasa ringan dari beban dunia yang menekan, dan memiliki kekuatan yang tidak diperolehnya di luar Ramadhan.

Tetapi sayang, pengalaman spritual yang tak ternilai harganya itu tidak diberdayakan dan diaktualisasikan dengan sungguh-sungguh oleh kebanyakan orang yang berpuasa. Setelah bulan puasa, banyak orang yang lupa bagwa ia telah pernah melakukan mujahadah satu bulan penuh. Termasuk memborong santapan yang lezat untuk buka puasa dan sahur, persiapan lebaran, dan juga jamuan makan buka puasa bersama dengan handai taulan dan rekan sekantor yang kadang kala menerlukan biaya jutaan rupiah.

Baca Juga:  Sajian Ramadhan 12 : Jika Tahun Ini Ramadhan Terakhirku

Karena itu baik juga kita simak kata-kata Rumi berikut ini: Puasa adalah upacara qurban kita Ia adalah kehidupan bagi jiwa kita. Mari kita qurbankan [kepentingan] badan kita. Karena jiwa telah datang sebagai tamu agungnya Iman yang teguh adalah himpunan awan lembut Kearifan adalah hujan yang tercurah darinya Sebab di bulan Keimanan inilah Al-Quran diwahyukan, Jika nafsu badani dikendalikan, roh bisa mi’raj ke langit. Jika pintu penjara dirubuhkan , jiwa mencapai pelukan Kekasih,” Hidangan langit telah tersedia. Lupakan sejenak santapan duniawi. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Selamat menjalankan ibadah puasa. “Hidangan langit telah tersedia. Lupakan sejenak santapan duniawi.” Wallahua’lam bishshowab.

banner 336x280