Sajian Ramadhan 6 : Ramadhan Datang, Iblis Dibelenggu

Oleh: Aswan Nasution

Agama94 Dilihat
Banner IDwebhost

DI BULAN Ramadhan, kita sering mendengar penceramah membacakan hadits Rasulullah SAW bahwa, “Bila datang bulan Ramadhan, akan dibukakan pintu surga, dikuncilah pintu neraka, dan iblis akan dibelenggu.” Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim itu sahih.

Meski demikian, hendaknya kita tidak membayangkan materi hadits itu sesuai dengan kenyataan di lapangan bahwa Allah menyediakan bulan penuh kegampangan bagi orang yang berpuasa di mana iblis benar-benar terkurung dalam neraka.

Jangan pula dibayangkan bahwa pintu surga sangat terbuka lebar untuk dimasuki manusia, bahkan oleh orang yang tidak mengerjakan perintah Allah. Bila benar kondisinya seperti makna harfiah dari hadits ini, sudah pasti selama Ramadhan tidak akan ada maksiat, kemungkaran, dan hal-hal batil lainnya karena ‘sipenggoda’ telah diikat kuat di neraka. Sudah pasti selama Ramadhan dunia hanya dipenuhi oleh orang-orang saleh, orang-orang beriman dan bertakwa, karena mereka tidak digoda setan.

Padahal, kenyataan itu tidak terjadi. Orang-orang yang berbuat kesalahan, maksiat, dan kemungkaran tetap ada. Kezaliman terus bercokol selama Ramadhan. Ini tanda bahwa iblis tetap berkeliaran dan menggoda manusia melalui hawa nafsu manusia itu sendiri.

Lalu, apa maksud hadits itu. Ada dua kondisi hendak digambarkan nabi lewat hadits tersebut.
Pertama, makna pintu surga terbuka lebar adalah bahwa berbagai rahmat Allah diberikan dan berbagai kesempatan untuk melipat gandakan pahala terbuka di bulan ini.

Dimulai dari pahala puasa itu sendiri yang hanya Allah yang akan membalasnya, apalagi diberikan anugerah lailatul qadr yang pahalanya sama dengan ibadah selama seribu bulan.

Kedua, makna pintu neraka akan dikunci dan setan pun akan dibelenggu adalah berkaitan dengan fungsi bulan Ramadhan sebagai ajang latihan menggembleng diri, pengendalian emosi, dan yang terpenting adalah mengontrol hawa nafsu.

Baca Juga:  Segeralah Bangkit Generasi Millenial

Bila puasa dijalankan dengan benar, tidak membiarkan hawa nafsu menjadi penguasa diri, maka dengan sendirinya kesempatan untuk berbuat dosa akan semakin kecil, dengan sendirinya, iblis tidak akan dapat berbuat apa-apa.

Dibelunggunya iblis sama artinya dengan kondisi dimana iblis tidak mampu menggoda orang Mukmin. Ia kehilangan kemampuan untuk mengajak Mukmin kepada kemaksiatan. Karenanya, mereka disebut terbelunggu, meski tidak dirantai.

Selamat menjalankan ibadah puasa. “Hidangan langit telah tersedia. Lupakan sejenak santapan duniawi”. Wallahu a’lam bishshiwab. ***

banner 336x280