Sajian Ramadhan 12 : Jika Tahun Ini Ramadhan Terakhirku

Oleh: Aswan Nasution

Agama139 Dilihat
Banner IDwebhost

Jangan pernah berpikir bahwa kita masih memiliki jatah hidup untuk merasakan Ramadhan lagi di tahun mendatang. Tidak ada jaminan! Mungkin inilah Ramadhan terakhir dalam hidupmu”. [Ahmad Rifa’i Rif’an].

JIKA kita diberitahu oleh Allah SWT bahwa Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita, tidak pelak lagi kita akan mengawali Ramadhan dengan tangisan tobat. Kita akan menyungkur di hadapan-Nya untuk mengakui segala kesalahan dan meminta maaf dengan sungguh-cungguh kepada Allah SWT.

Kemudian, kita akan datangi orang-orang yang pernah kita zalimi. Kita datangi mereka satu persatu dan akan mengakui segala kesalahan kita-sekecil apapun dihadapan mereka tanpa banyak berpikir risiko apa yang kita hadapi nantinya.

Jika surat peringatan maut itu ditujukan kepada kita, yakinlah semangat kita akan terpacu menuju puncak gairah ibadah yang dahsyat. Kita tidak lagi berminat mengisi malam-malam dengan nyenyak tidur. Kita akan tidur hanya sejenak sebagai syarat untuk bisa menunaikan tahajud. Pada malam-malam Ramadhan, kita sibukan diri drngan bertarawih, ber-qiamullail, bertahajud. Di siang-siang hari Ramadhan,  kita tidak akan pernah lagi mengeluhkan beratnya puasa.

Kita isi detik-detik sisa usia dengan alunan dzikir. Kita alunkan Kalamullah. Kita renungi setiap ayat-ayat-Nya. Kita infakkan semua yang bisa  kita infakkan. Kita siap membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan kita. Kita tidak akan menyibukkan diri dengan aktivitas yang tidak bernilai di hadapan Allah. Sedetik pun tidak ada waktu kita yang terlewatkan dari kebaikan, ibadah, dan dzikir kepada-Nya.

Ramadhan, Karunia Tidak Terhingga

Ramadhan adalah karunia yang telah disediakan oleh Allah bagi kita, manusia yang hendak kembali kefitrahnya, ke sucian dirinya. Di antara dua belas bulan, Allah memberi satu bulan sebagai bulan penolong. Bulan tempat kita mengistirahatkan nafsu yang selama sebelas bulan tidak henti-hentinya kita memperturutkannya.

Ramadhan adalah karunia dari Allah. Di sini kita diberi kesempatan untuk memperoleh pahala yang besarnya undefined [tidak terdefinisi]. Besarnya tidak terhingga, terserah Allah SWT.

Ramadhan adalah karunia. Di bulan ini syaitan diborgol. Pintu-pintu neraka ditutup. Gerbang-gerbang surga di buka lebar-lebar. Seolah-olah Allah memberi seruan kepada kita, “Hai manusia! Kurang apa lagi karunia-Ku?. Syaitan yang sebelas bulan tidak henti–henti menggodamu, kini  telah terbelenggu.

Tidak banyak perubahan kesungguhan dalam diri untuk bisa meraih tingkat ketakwaan yang tinggi, padahal sebagaimana yang telah  diberitakan oleh Allah dalam kitab-Nya tujuan akhir yang ingin diraih dari perintah puasa adalah takwa kepada Allah SWT.

Berapa kali Ramadhan telah kita jalani? Adakah peningkatan kualitas keimanan kita dari perjalanan melintasi berkali-kali Ramadhan itu?

Dengan demikian, untuk memaksimalkan gairah ibadah  selama Ramdhan tahun ini, kita harus senantiasa getarkan rasa dalam hati bahwa Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita.

Kita belum tentu menikmati Ramadhan tahun depan. Tidak ada jaminan sedikit pun. Maka jangan pernah berpikir kita masih memiliki jatah untuk merasakan Ramadhan lagi di tahun mendatang. Wallahua’lam bish-showab.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa. “Hidangan Langit Telah Tersedia. Lupakan Sejenak Santapan Duniwi.”

Referensi: Izrail Bilang Ini Ramadhan Terakhirku, Republika, 2010

banner 336x280
Baca Juga:  Sajian Ramadhan 17: Nuzulul Quran: Saatnya Merenungi Kedahsyatan Al-Quran