Sajian Ramadhan 21: Meraih Lailatul Qadar

Oleh: Aswan Nasution

Agama200 Dilihat
Banner IDwebhost

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. [Malam itu] penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS. Al-Qdar (97]: 1-5]

LAILATUL QADAR, bermakna Malam Kemuliaan, dimana ibadah pada malam itu dalam kitab suci Al-Qur’an dikatakan memiliki nilai sama dengan nilai ibadah seribu bulan bagi yang mendapatkannya. Atau kalau saja mau dihitung, seribu bulan sama dengan kurang-lebih umur manusia, yakni 80 tahun.

Dari situ dapat diasumsikan bahwa siapa saja yang mendapatkan malam Lailatul Qadar, akan mendapatkan sebuah pengalaman hidup, yakni pengalaman ruhani yang amat berharga dibandingkan dengan hidup 80 tahun.

Ayat di atas juga menjelaskan adanya satu malam termulia bagi umat manusia yang merupakan malam yang penting nilainya di hadapan Allah SWT. Sehingga Dia menyebutnya sebagai satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Karena kedudukannya yang mulia, maka tidak heran setiap muslim berusaha agar bisa meraih kemuliaan malam itu. Caranya tentu saja dengan memperbanyak ibadah dan amal saleh pada malam itu. Hanya saja, tidak ada seorang pun yang bisa memastikan kapan tepatnya malam Lailatul Qadar.

Dalam hadits Rasulullah SAW sendiri ada beberapa keterangan yang banyak dijadikan pegangan oleh kaum muslimin mengenai kapan datangnya malam Lailatul Qadar.

Pertama, hadits yang menjelaskan bahwa Lailatul Qadar itu terjadi pada tujuh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Dari ibnu Umar ra. bahwa beberapa sahabat Nabi SAW, memimpikan Lailatul Qadar pada tujuh malam yang terakhir [dalam bulan Ramadhan], kemudian Rasulullah SAW, bersabda; “Aku perhatikan mimpi itu benar-benar tepat pada tujuh malam terakhir, maka barangsiapa ingin mencari Lailatul Qadar, maka hendaklah ia bersungguh-sungguh pada tujuh malam terakhir.” [HR.Bukhari Muslim].

Kedua, hadits yang menjelaskan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakahir di bulan Ramadhan. Dari Aisyah ra. ia berkata, “Rasulullah SAW, selalu beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan serta bersabda, “Bersungguh-sungguhlah kalian mencari Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan”. [HR. Bukhari Muslim].

Ketiga, hadits yang menjelaskan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW, bersabda, “Bersungguh-sungguhlah kalian mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam yang terakhir di malam-malam Ramadhan.” [HR. Bukhari].

Masih ada beberapa hadits lain yang menjelaskan mengenai waktu Lailatul Qadar. Banyaknya hadits yang sedikit berbeda itu tidak perlu kita persoalkan, apalagi kita besar-besarkan. Sebenarnya, perbedaan pendapat itu mengandung hikmah tersendiri bagi kita karena tidak dapat memastikan kapan tepatnya Lailatul Qadar. Dengan begitu, maka orang yang sungguh-sungguh berusaha ingin meraih Lailatul Qadar harus memanfaatkan semua waktu yang memungkinkan datangnya Lailatul Qadar.

Oleh karena itu sangat tepat pendapat para ulama yang menyarankan kepada setiap muslim yang benar-benar ingin meraih kemuliaan Lailatul Qadar, agar memanfaatkan bulan Ramadhan selama satu bulan penuh untuk beribadah, sehingga ia tidak lengah ketika malam yang mulia itu benar-benar datang kepadanya.

Terlepas dari berbagai macam pendapat di atas, yang lebih penting bagi kita adalah bagaimana mengisi malam itu. Apa yang harus kita lakukan oleh seorang muslim dalam menyambut atau mengisi Lailatul Qadar? Beberapa di antara kegiatan ibadah yang dapat kita lakukan dalam meraih Lailatul Qadar tersebut adalah i’tikaf di masjid, tadarrus Al-Qur’an, shalat sunat malam dan berdoa serta amal kebaikan lainnya hanya untuk mengharap ridha Allah SWT. Wallahu a’lam bishshowab.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa. “Hidangan Langit Telah Tersedia, Lupakan Sejenak Santapan Duniawi.”

banner 336x280
Baca Juga:  Sajian Ramadhan 8 : Getaran Cinta Membingkai Puasa