Sajian Ramadhan 29: Menyambut Hari Raya Idul Fitri

Oleh: Aswan Nasution

Agama248 Dilihat
Banner IDwebhost

SETELAH Genap satu bulan menjalankan ibadah puasa, umat Islam menutupnya dengan Hari Raya Idul Fitri. Kegembiraan menyambut hari raya Idul Fitri kita tunjukkan  sebagai rasa syukur atas keberhasilan kita dalam mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat itu dengan ibadah puasa selama satu bulan penuh dan ibadah-ibadah lainnya.

Artinya, kita patut bergembira pada hari raya Idul Fitri, karena kita berhasil dalam ibadah Ramadhan. Kegembiraan seperti itu menjadi hal yang wajar, karena orang-orang yang berhasil dalam ibadah Ramadhan merupakan orang-orang yang kembali bersih dari segala dosa. Itulah sebabnya hari raya ini disebut sebagai ‘Idul Fitri’, artinya kembali kepada fitrah kita sebagai manusia.

Bahwa kita adalah manusia biasa merupakan  tempat  kesalahan dan lupa. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang memiliki hawa nafsu, manusia tentu tidak pernah luput dari segala dosa. Sepanjang tahun, sengaja atau tidak sengaja, kita selalu menumpuk dosa, baik besar maupun dosa-dosa kecil.

Di tengah perjalanan manusia yang tidak pernah luput dari dosa itu, Ramadhan datang kepada kita menjadi bulan yang penuh ampunan [maghfirah]. Kalau kita bisa memanfaatkan Ramadhan dengan baik, maka ampunan Allah akan datang, sehingga kita benar-benar menjadi manusia yang bersih suci.

Dengan kondisi suci bersih itu, maka pantaslah jika mereka bergembira menyambut Idul Fitri. Kegembiraan menyambut   Idul Fitri dapat kita wujudkan bersama dengan beberapa hal.

Pertama, mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil. Sejak matahari tenggelam di ujung Ramadhan, kita diperintahkan untuk mengumandangkan takbir sebagai pengakuan kita akan kebesaran Allah, Kesucian-Nya. Dengan takbir, tahmid dan tahlil, kita mengakui bahwa hanya Allah saja yang Maha Besar, Maha Suci dan patut disembah oleh manusia. Manusia hanya makhluk kecil yang tidak ada artinya tanpa keimanan kepada Allah SWT. Pengakuan ini pada akhirnya akan memperdalam keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT semata.

Baca Juga:  Sajian Ramadhan 17: Nuzulul Quran: Saatnya Merenungi Kedahsyatan Al-Quran

Kedua, kita juga diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah kepada orang-orang yang tidak  mampu. Pembayaran zakat ini dilakukan sebelum dilaksanakannya shalat Idul Fitri. Hal ini dimaksudkan agar kebahagiaan yang kita rasakan  dirasakan juga oleh orang lain, sehingga pada hari raya Idul Fitri semua umat Islam bisa bergembira bersama.

Dengan demikian, zakat fitrah pada hakikatnya merupakan bentuk kesadaran kita untuk membagikan atau mendistribusikan kebahagiaan yang kita rasakan, agar qdirasakan juga oleh orang-orang yang tidak mampu, sehingga pada Hari Raya Idul Fitri semua umat Islam bisa merasakan kegembiraan yang sama, tanpa harus memikirkan apa yang dapat mereka makan pada hari itu.

Ketiga, kegembiraan kita menyambut Idul Fitri juga kita wujudkan dengan memakai pakaian yang baru, pakaian yang baru yang kita pakai itu, selain sebagai bentuk sambutan kegembiraan terhadap Idul Fitri, juga qmerupakan simbol dari ketakwaan yang semakin meningkat dan jiwa yang baru, bersih dan suci setelah menjalani ‘latihan’ menahan nafsu selama satu bulan penuh. Sebagai simbol, baju yang baru itu bukanlah segalanya dalam Idul Fitri. Sebab, intisari dari Idul Fitri adalah ketakwaan dan ketaatan kepada Allah yang semakin meningkat.

Pepatah Arab mengatakan, “Bukanlah hari raya itu pada baju yang baru, tetapi hari raya adalah ketaatan kepada Allah SWT, yang semakin meningkat.”

Ketaatan yang semakin meningkat itu merupakan buah dari kerja keras selama sebulan penuh dengan berbagai ibadah, baik ibadah fardhu, seperti puasa, maupun ibadah sunah, seperti shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an dan I’tikaf.

Dengan demikian, Ramadhan yang telah kita lalui benar-benar memberikan kesan spritualitas yang tinggi dalam kehidupan selanjutnya, sehingga tujuan puasa sebagai sarana menuju takwa benar-benar terwujud dalam diri kita masing-masing.

Baca Juga:  Sajian Ramadhan 19: Rahasia-Rahasia Ramadhan

Semoga dalam moment Idul Fitri, kita benar-benar menjadi manusia yang kembali suci, dan dapat mempertahankannya dalam kehidupan kita sehari- hari. Amin. Wallahu a’lam bishshowab. Taqabbalallahu minna wa minkum …

banner 336x280