“Orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik ahklaknya.” [HR. Tirmidzi].
MASALAH yang beredar dimasyarakat kini semakin kompleks. Sering kali kita temukan orang-orang yang berdebat tanpa mengengenal tempat akibat tidak paham dengan etika yang ada, termasuk terkait etika kepada sesama manusia.
Apalagi di Indonesia dalam kurun waktu 10-5 tahun dewasa ini kita sedang menyaksikan betapa mengerikan dampak media sosial yang memporak-porandakan nilai-nilai dan etika berbangsa dan bernegara.
Pergolakan politik yang disebabkan pemilu baik kepala daerah maupun PILPRES, kasus korupsi, kriminalitas, radikalisme, terorisme, dan masih banyak lagi lainnya kasus-kasus personal yang sedikit banyak mempengaruhi tatanan hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air kita cintai ini.
Disinilah keindahan agama Islam yang hadir ke tengah umat manusia sebagai petunjuk karena ajaran-ajarannya bersifat universal, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik mikro maupun makro.
Islam mengatur tatanan kehidupan manusia dalam aspek terluas dalam kehidupan manusia salah satu diantaranya adalah termasuk bagaimana Etika Berbangsa dan Bernegara.
Oleh karena itu, ajaran Islam menekankan pentingnya etika dan akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar terwujudnya kehidupan yang damai, tentram dan sentosa.
Demikian pula bahwa ajaran Islam merupakan agama yang rahmatan lil a’lamiin. Artinya segala tindakan yang diambil harus sesuai dengan aturan yang ada di dalam pedoman kita sebagai umat Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
Islam merupakan agama yang santun karena dalam Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya etika, dan akhlaq. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabia’t, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungan dengan khalik atau dengan sesama makhluk.
Etika dalam pandangan Islam adalah sebagai perangai nilai yang tidak terhingga dan agung yang bukan saja berisikan sikap, prilaku secara normative, yaitu dalam bentuk hubungan manusia dengan Allah SWT [iman], melainkan wujud dari hubungan manusia terhadap Allah SWT.
Etika dalam Islam akan melahirkan konsep Ihsan, yaitu cara pandang dan perilaku manusia dalam hubungan sosial hanya dan untuk mengabdi pada Allah. Disinilah peran kita semua pihak dalam memberikan muatan moral kepada generasi penerus agar mampu memahami hidup dan menyikapi dengan bijak dan damai, sebagaimana Islam lahir ke bumi membawa kedamaian untuk semesta [rahmatan lil a’lamiin].
Dalam konteks Etika Berbangsa dan Bernegara, sangat diperlukan dalam kehidupan manusia karena tanpa etika tersebut maka kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan berjalan dengan tentram, damai, dan rukun.
Oleh karena itu, sebabagai warga negara Indonesia sekaligus seorang muslim, maka sangat penting memahami dan merealisasikan pentingnya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena pada hakikatnya ajaran Islam, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW memiliki misi profetis untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Sabda Nabi SAW: “Bahwasanya aku di utus [Allah] untuk menyempurnakan budi pekerti [akhlak].” [HR. Ahmad].
Penyair Syauki pernah mengatakan.” Selama umat itu akhlaknya baik ia akan tetap eksis, dan jika akhlaknya sirna, maka bangsa itu pun akan binasa.”
Jika Etika atau Akhlak berbangsa dan bernegara dapat diwujudkan dengan menegakkan keadilan, dan kebenaran, menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, dan mewujudkan kemaslahatan umat. Maka pada hakikatnya kita sedang merealisasikan ajaran Islam itu sendiri.
Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, terdapat empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Wallahu a’lam bish shawab.
Referensi:
-Jurnal Al-Ashiriyyah, Vol.5, 2019, Jurnal An-Nur, Vol.8 2022. dan sumber lainnya.