Berbahagialah Al-Ghuraba [Orang Yang Aneh]

Oleh: Aswan Nasution

Agama71 Dilihat
Banner IDwebhost

Saudaraku kaum muslim yang berbahagia.

PADA Jum’at ini, ingin mengajak para hadirin merenungkan orang-orang ghuraba, yaitu orang-orang aneh. Tentang orang-orang ghuraba ini Rasulullah pernah bersabda, “Berbahagialah al-ghuraba, adapun tanda-tandanya disebut oleh Rasulullah SAW, adalah sebagai berikut.

Pertama, ” Mereka mencoba menimbulkan perbaikan ketika manusia sudah rusak.” Dalam hadits lain disebutkan: “Mereka itu manusia-manusia yang saleh, jumlahnya sedikit, di tengah-tengah manusia yang durhaka.”

Pada hari ini kita memerlukan ghuraba, yakni orang-orang yang ingin memperbaiki masyarakat di sekitarnya, dimana ketika orang lain mengatakan bahwa korupsi sekarang ini sudah merupakan menjadi kebudayaan bagi masyarakat. Kita memerlukan orang-orang yang tabah untuk hidup tanpa melakukan korupsi sama sekali.

Para ahli fikih menyebutnya dengan satu istilah yang bagus sekali: “Dia suci dalam dirinya, dan dia juga berusaha mensucikan orang lain.” Artinya, pribadinya bersih, dan berusaha membersihkan orang lain. Tingkah lakunya indah, dan dia berusaha mengindahkan tingkah laku orang lain. Di tengah-tengah orang yang sudah menganggap moralitas yang rusak sebagai ciri modern, orang yang mempertahankan moralitasnya merupakan orang yang dianggap aneh.

Di tengah-tengah kebiasaan melanggar norma yang berlaku, orang yang kelihatan bertahan kepada norma dengan seluruh keyakinannya dianggap aneh. Ketika orang berlomba-lomba menumpuk-numpuk harta kekayaan, dan ia mempertahankan kesederhanaannya karena ingin memelihara kebersihan dirinya, maka sering ia dianggap aneh oleh orang sekitarnya.

Kedua, “Mereka mengisi apa yang hilang; mereka melengkapi apa yang yang ganjil, mereka memenuhi apa yang kosong.”

Di dalam masyarakat, kita sering mencari orang yang kuat keyakinannya. Kadang-kadang kita meraba-raba, siapa orang yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan ini. Ghuraba biasanya tampil sebagai manusia model, manusia yang bisa dicontoh karena kebersihan dan kesucian pribadinya.

Baca Juga:  Biaya Haji yang Harus Dibayar Jamaah Rp55,43 Juta, Begini Rincian dan Fasilitasnya

Ditengah-tengah berkecamuknya kemunafikan, usaha untuk menjilat ke atas dan memeras ke bawah. Kalau kita melihat ada orang berjalan di atas rel yang benar yang tetap menyampaikan apa yang benar itu benar, dan apa yang salah itu salah, tanpa mempedulikan risiko yang dihadapinya, rasanya ada semacam kekuatan di tengah-tengah kehausan bimbingan dalam diri kita.

Ketiga, “Mereka menghidupkan kembali sunnahku setelah sunnah itu dimatikan oleh manusia. “Ketika kesesatan menyebar ke tengah-tengah masyarakat, mereka mengajak umat kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketika beberapa ajaran Rasulullah SAW sudah ditinggalkan, mereka ingin tampilkan kembali ajaran Rasulullah itu.

Kaum muslimin yang mulia!

Islam memanggil umatnya sekarang ini untuk tampil sebagai ghuraba, untuk menjadi agen pembaharu, untuk menjadi orang yang memperbaiki masyarakat ketika masyarakat sudah rusak, orang yang mau memelihara kebersihan dirinya ketika kekotoran sudah dianggap sebagai kebudayaan, orang yang melengkapi yang kurang, menemui yang hilang, yang mau memelihara agamanya walaupun ia harus merasa seperti memegang bara.

Sebab, walaupun kelompok ghuraba ini kecil, dia akan berpengaruh besar terhadap masyarakat di sekitarnya. Kalau kelompok ghuraba ini sudah hilang, hilanglah sudah harapan peluang masyarakat untuk memperbarui dirinya.

Kaum muslimin berbahagia!

Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri apabila negeri itu masih ada kelompok ghuraba, kelompok orang yang berbeda dengan kabilahnya, kelompok orang yang membawakan keyakinannya dengan bersedia memikul risiko apa pun yang dihadapinya.

Kaum muslimin yang mulia!

Orang bijak mengatakan, “Kalau kita tidak sanggup mengemukakan pendapat yang berbeda dengan kebanyakan orang. berilah kesempatan kepada orang lain untuk menyatakan pendapatnya yang berbeda. Kalau tidak sanggup memberikan manfaat kepada orang lain, paling tidak, kita tidak menjadi orang yang menimbulakan mudharat bagi orang lain.” Semoga bermanfaat, Wallahu ‘alam bish showab.

Baca Juga:  Berikut Jadwal Keberangkatan Jamaah Calon Haji NTB 2024

Sumber:Khutbah JR, Rosda, 2002.

banner 336x280