BERBAGI News – Memphis, sebuah kota bersejarah di Tennessee, Amerika Serikat, yang dikenal sebagai pusat musik blues dan rock ‘n’ roll, kini menjadi pusat perhatian global atas proyek teknologi ambisius yang dipimpin oleh Elon Musk.
Melalui perusahaan rintisannya, xAI, Musk tengah membangun superkomputer yang digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di dunia.
Proyek ini diharapkan menciptakan ratusan lapangan kerja bergaji tinggi dan memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi kota tersebut.
Namun, di balik potensi keuntungan ekonomi, proyek ini juga menimbulkan kekhawatiran besar tentang dampak lingkungan dan kebutuhan energi yang luar biasa besar.
Bekas fasilitas pabrik Electrolux di Memphis kini sedang diubah menjadi pusat superkomputer raksasa oleh xAI.
Dilansir dari Architectural Digest melaporkan, proyek ini, yang diumumkan secara resmi pada bulan Juni 2023, telah menarik perhatian nasional, terutama karena dampaknya yang luas pada jaringan listrik lokal dan lingkungan.
Menurut Memphis Light Gas and Water (MLGW), perusahaan utilitas lokal, proyek ini akan membutuhkan daya hingga 150 megawatt—jumlah yang cukup untuk memberi listrik pada sekitar 100.000 rumah.
Banyak yang melihat proyek ini sebagai tonggak sejarah bagi Memphis, terutama Ted Townsend, Presiden dan CEO Kamar Dagang Greater Memphis, yang menyatakan bahwa proyek xAI akan menjadi “investasi multimiliar dolar terbesar dalam sejarah kota Memphis.”
Townsend menekankan bahwa Memphis akan memiliki identitas baru sebagai pemimpin dalam ruang kecerdasan buatan (AI), sesuatu yang dapat mengangkat citra kota di tingkat global.
Namun, meskipun optimisme ini, warga dan aktivis lingkungan setempat mengkhawatirkan konsekuensi jangka panjang dari kebutuhan energi proyek tersebut.
Penggunaan listrik yang sangat besar, dikombinasikan dengan kerentanan iklim tinggi di kawasan tersebut, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan polusi udara dan pemanasan global.
Menurut laporan dari Badan Energi Internasional, AI memiliki potensi untuk mengubah cara dunia bekerja dan berkomunikasi, tetapi dengan harga yang tidak murah.
Penggunaan energi oleh teknologi AI, seperti yang diterapkan dalam layanan pencarian dan kueri online, diperkirakan akan melonjak tajam, menyebabkan tekanan lebih besar pada infrastruktur energi yang ada.
Misalnya, ChatGPT, salah satu layanan AI populer, dikatakan menggunakan energi sembilan kali lebih banyak daripada pencarian biasa di browser. Jika tren ini terus berlanjut, pusat data yang mendukung AI bisa saja menyumbang hingga 6% dari total konsumsi energi di Amerika Serikat.
Proyek xAI di Memphis hanya satu contoh dari skenario yang lebih besar ini, di mana kebutuhan energi superkomputer dapat mendorong penggunaan pembangkit listrik tambahan yang tidak ramah lingkungan.
Tennessee Valley Authority (TVA), otoritas yang bertanggung jawab atas penyediaan listrik di kawasan tersebut, sedang bernegosiasi dengan xAI untuk memastikan pasokan listrik yang cukup, termasuk rencana pembangunan gardu listrik baru di lokasi superkomputer tersebut.
Melissa Greene, juru bicara TVA, menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan penggunaan program respons permintaan untuk mengurangi beban selama periode puncak, tetapi aktivis lingkungan tetap skeptis.
LaTricea D. Adams, pendiri dan CEO Young, Gifted & Green, sebuah lembaga nirlaba yang berfokus pada isu-isu lingkungan, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa proyek ini dapat menyebabkan operasi pembangkit listrik bertenaga gas di Memphis Selatan mencapai kapasitas penuh, memperburuk polusi udara dan risiko kesehatan bagi penduduk setempat.
Selain energi, air juga menjadi perhatian utama dalam proyek ini. Superkomputer xAI memerlukan pendinginan konstan untuk menjaga performa optimal, dan ini termasuk penggunaan menara pendingin evaporatif yang dapat mengonsumsi hingga satu juta galon air per hari.
MLGW mengakui tantangan ini, tetapi berjanji akan bekerja sama dengan xAI untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, termasuk rencana pengadaan lebih dari 50 megawatt penyimpanan baterai dari Tesla pada tahun ini.
Namun, bagi banyak warga Memphis, janji ini belum cukup untuk meredakan kekhawatiran. Shelby County, tempat proyek ini berlokasi, adalah salah satu area dengan tingkat kerentanan iklim tertinggi di Tennessee.
Berdasarkan Indeks Kerentanan Iklim AS, kawasan ini berada di persentil ke-87, yang berarti risiko terkena dampak buruk perubahan iklim sangat tinggi.
Dengan tekanan tambahan dari proyek xAI, beberapa aktivis lingkungan menyerukan pengembangan energi terbarukan yang lebih agresif sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik proyek ini.
Dalam pernyataan terbarunya, Adams mendesak para pemimpin lokal dan TVA untuk mempertimbangkan komitmen yang lebih kuat terhadap energi bersih.
“Jika Memphis ingin memimpin dalam inovasi teknologi, kita juga harus memimpin dalam keberlanjutan. Kita harus mendorong xAI untuk berinvestasi dalam solusi energi terbarukan dan penyimpanan baterai yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Proyek xAI Elon Musk di Memphis memang menawarkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan inovasi teknologi, tetapi tantangan lingkungan yang dibawanya tidak boleh diabaikan.
Jika semua pihak dapat berkomitmen pada solusi yang berkelanjutan, proyek ini bisa menjadi model bagi perkembangan teknologi di masa depan yang tidak hanya mengedepankan kemajuan, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem lokal. ***