Jangan Pernah dilupakan !, Pesan dan Nasehat Tokoh Al Washliyah

BERBAGI News – PARA tokoh dan ulama terdahulu mereka  melahirkan organisasi Islam yang bernama “Al-Jam’iyatul Washliyah”.[Al Washliyah]. Dan mereka telah berhasil.

Menurut Prof. Dr. HM. Hasballah Thaib MA,:”Tidak akan baik  bangsa ini [Organisasi ini], kecuali dengan cara-cara yang telah dibuat oleh para pemimpin Al Washliyah sebelumnya, dan mereka berhasil”. [MA: 2016, 143].

banner 336x280

Sebagai renungan kita bersama untuk generasi muda pejuang Al Washliyah, janganlah pernah dilupakan pesan-pesan para pendiri dan tokoh Al Washliyah diantaranya kami kutip adalah:

Syehk HM. Arsyad Thalib Lubis

“Al-Washliyah senantiasa dapat menghormati pendapat dan pendirian orang lain sebagaimana ia mengharapkan pendapat dan pendiriannya dapat pula dihormati orang. Kebebasan mengemukakan faham dan pendapat perlu mendapat tempat dalam masyarakat karena sangat penting artinya untuk kemajuan pengetahuan dalam kalangan umat Islam sendiri. Al-Washliyah turut merasakan keperluannya asal dilakukan dengan cara yang patut dan penuh rasa kekeluargaan dan persaudaraan”.[Nukman Sulaiman: 1956, 19].

Syehk. H. Abdurrahman Syihab

“Menumbuhkan tiga sikap dalam diri, yaitu hormat kepada guru, toleran kepada teman sebaya, dan disiplin kepada murid. Sikap-sikap seperti ini merupakan modal yang sangat berharga baginya dalam mengendalikan sebuah organisasi agama seperti Al-Jam’iyatul Wasjliyah”. [Dr.Chalidjah Hasanuddin:1988, 43]

Ustadz H. Udin Syamsuddin

“Al-Washliyah usaha dan gerakkannya telah dilaksanakan berjihad fi sabilillah untuk kebahagiaan agama, bangsa dan negara. Berbagai ragam cobaan yang dialami dalam perjuangan, duka dan suka silih berganti, namun bahtera “Al-Washliyah” berlayar terus menuju pantai “Mardlatillah”. [Udin Sjamsuddin: 1955, 15].

Syekh. H. Adnan Lubis

“Penderitaan demikian hebatnya, sehingga tidak menjadi soal lagi jika orang makan nasi sekali sehari sedang selainnya adalah memakan ubi dan sebagainya. Bahkan tidak dusta banyak diantaranya yang memakan biji para untuk mengobat lapar. Tetapi namun semangat perjuangan tidak kalahnya dengan orang-orang segar bugar dengan makanan yang menyenangkan”. [Aw 1/4 Abad: 1947,144].

Ustadz H. Anas Tanjung

“Al-Washliyah yang berpedoman hidup zaman berzaman untuk berjuang terus dalam melaksanakan tujuan dan cita-citanya yaitu menuntun dan mendidik anggota-anggotanya agar dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan Rasul-Nya memutuskan dengan keyakinan pertolongan Allah tetap pada orang-orang beriman kepadanya, bahwa Al-Washliyah jalan terus sehingga datang satu kekuasaan yang menjadikan Al-Washliyah tidak dapat lagi meneruskan perjuangannya”.Aw 1/4 Abad: 1947: 131]

Ustadz H. Bahrum Jamil

“Dalam serba kekurangan dan kesulitan Al-Washliyah tiada hendak membiarkan masa depan dengan meratap, tetapi Insya Allah dengan hasrat bekerja memenuhi kekurangan-kekurangan yang ada itu, yang jatuh… jatuh, yang rebah … rebah, yang hilang … hilang, tetapi Al-Washliyah akan jalan terus …”. [H.B.Djamil: tt, 21].

Ustadz HM. Ridwan Ibrahim Lubis

“Cermin Al Washliyah dimata masyarakat adalah pancaran sikap laku anda. Organisasi Al-Jam’iyatul Washliyah sebagai organisasi dakwah, penghubung antara manusia dengan Tuhannya, dengan sesamanya, dengan cita-citanya adalah cermin dari sikap anda sekalian. Betapa indahnya cita-cita Al- Washliyah sejak ia dilahirkan, ia tetaplah hanya menjadi cita-cita tersembunyi, kalau pribadi anda sebagai pengemban cita-cita itu tidak mencerminkan terhadap cita-cita itu sendiri”. [HM.Ridwan Ibrahim Lubis: 1995: 1].

Ustadz Prof. Dr. HM. Hasballah Thaib, MA.

“Pertahankanlah Shibghah Al Washliyah dalam kehidupan sehari-hari. Jangan pernah lupakan pesan-pesan pendiri Al- Washliyah. “Tidak akan baik bangsa ini [organisasi ini], kecuali dengan cara-cara yang telah dibuat oleh para pemimpin Al-Washliyah sebelumnya, dan mereka berhasil”. [MA: 2016, 143].

Dari pesan di atas dapat dipahami bahwa kelanjutan Al Washliyah sangat bergantung pada peranan para pemimpin Al Washliyah  beserta anggotanya.”Hiduplah Al Washliyah Zaman Berzaman”. ***