BERBAGI News – BERJAMAAH dan silaturrahmi merupakan perintah yang di syari’atkan, karena di dalam hidup berjamaah dan silaturrahmi itu menyimpan banyak keberkahan, salah satunya hidup berjamaah dan silaturrahim akan mengantarkan kita kepada persatuan, yang saling menguatkan antar mukmin yang satu dengan mukmin yang lain, antar warga washliyah dengan warga washliyah yang lain.
Berjamaah dan silaturrahmi akan saling menguatkan, menutupi, dan melengkapi kekurangan yang ada diantara anggota lainnya. Layaknya sebatang lidi yang lemah dan tak banyak berfungsi tapi begitu sudah disatukan menjadi seikat sapu lidi maka ia akan menjadi kuat dan bisa berdaya guna lebih’.
Begitu pula lah harapan kita semua sebagai para aktivis dan anggota warga Al Washliyah yakni hendaknya saling menguatkan diantara satu dengan yang lain sehingga anggota dan warga Al-Jam’iyatul Washliyah terus dapat melestarikan dan membudayakan dalam rangka membangun dan membesarkan Al-Washliyah ini dengan azas berjamaah dan silaturrahmi. Sebabaimana yang pernah dicontohkan serta dilakukan oleh para pendiri dan ulama terdahulu.
Dikutip dari buku Kepribadian Anggota & Pengurus Al Washliyah karya H.M. Ridwan Ibarahim Lubis, mengatakan: “Sudah menjadi kepribadian Al Washliyah suka berjamaah dan suka bersilaturrahmi. Washliyah. Berjamaah dalam beribadat, berjamaah dalam menjalankan tugas-tugas organisasi, suka bersilaturrahmi kepada siapa saja, apalagi sesama keluarga Al Washliyah”.
“Berjama’ah dan silaturrahmi dengan manusia dalam rangka melaksanakan tujuan Al Washliyah yaitu ingin melaksanakan ajaran Islam, maka Al Washliyyin dan Al Washliyyaat tidak boleh mengekang diri, tidak boleh memihak dan tidak boleh antipati. Sebanyak mungkin diajak manusia untuk mengamalkan ajaran Islam, semakin majulah dinamika organisasi Al Washliyah.”
Sifat silaturrahmi itu melahirkan dua sikap: sikap mental takut kepada Allah, sikap mental tindakan takut akan salah perhitungan dan akibat akhirat yang tidak baik. Sedang sifat “memutuskan” silaturrahmi, sikap yang dilahirkannya ialah berbuat binasa tidak diridhoi Allah dan kelak mendapatkan tempat yang buruk.
Dalam berjama’ah dan silaturrahmi itu, kita berhadapan dengan banyak ragam pikiran dan cara manusia,maka hendaklah berkata yang manis berbuat yang lemah lembut. Sebagaimana firman Allah: ” Kalau anda berlaku keras dan kasar orang akan lari dari sekeliling anda” [QS. Ali Imran: 159] Sabda Rasulullah SAW.: ” Sesungguhnya kata-kata yang indah itu mempunyai tenaga magic-sihir”.
Dalam Islam konsep hidup berjamaah dan silaturrahmi juga menempati posisi yang sangat tinggi, bahkan hidup berjamaah dan silaturrahmi merupakan salah satu aspek terpenting untuk tegaknya Islam secara kaffah.
Allah Swt, secara langsung menyuruh umat manusia untuk hidup dalam bingkai berjamaah dan silaturrahim. Sebagaimana firman- Nya dalam al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 103 : “Dan berpegang teguhlah kalian kepada tali Allah seraya berjamaah dan janganlah bercerai berberai”.
H.M. Ridwan Ibrahim Lubis, juga mengatakan:” Silaturrahmi itu memperkuat jamaah, membesarkan solidaritas dan mengembangkan amal sholeh masing-masing. Kesatuan dan persatuan umat Islam terwujud dengan silaturrahim Sedangkan memutuskan “silatur-rahim” selalu membawa bencana”.
H.M. Ridwan Ibrahim Lubis berharap,” Jadi dengan nama Al-Washliyah yang artinya “silatur-rahmi” jelaslah cita-citanya untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan ummat Islam. Kesatuan dalam wijhah “Pandangan hidup” dan dalam “amal” saling tolong menolong [berjamaah dan silaturrahmi]”.
Boleh jadi, sebenarnya bertahannya organisasi Islam Al-Jam’iyatul Washliyah ini sudah sekian lama adalah karena anggota dan warga Al-Jam’iyatul Washliyah suka berjamaah dan suka bersilaturrahmi sudah menjadi kepribadian anggota/pengurus Al Washliyah.
Nashrumminallahi wa fathun qariib wabasysyril mu’minin.
Hiduplah … Al-Washliyah Dari Zaman Berzaman.