Amal yang Disukai Allah SWT

Oleh: Aswan Nasution

Religi248 Dilihat
Banner IDwebhost

“Dan mintalah engkau ampunan kepada Allah, sesungguhya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. al-Muzammil: 20].

BERBAGI News – AMAL yang disukai Allah sangat banyak jumlahnya. Tapi yang sering kita lupakan adalah bahwa menyesali kesalahan itu juga termasuk amal yang dusukai Allah SWT. “Innallaha yuhibbuttawwabin”. Sebabnya jelas, manusia berkemungkinanan menempuh hidup benar bila bersedia melakukan perbaikan terus menerus.

Al-Qur’an banyak menyingung tentang istighfar dalam beberapa bentuk. Adakalanya sebagai perintah, adakalanya sebagai pujian terhadap orang yang beristighfar, dan adakalanya berupa pernyataan bahwa Allah bersedia memberi ampun terhadap dosa hamba-Nya yang memohon ampun.

Misalnya dalam firman-Nya: “Dan mintalah engkau ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. al-Muzammil: 20].

Inti istighfar adalah bermunajat [berdoa] memohon ampunan. Diriwayatkan, bahwa Lukmanul al-Hakim berkata kepada anaknya, “Wahai putraku, biasakanlah lisanmu mengucap, “Ya Allah, ampunilah aku, ‘sebab bagi Allah itu ada beberapa saat yang didalamnya Dia tidak akan menolak siapa saja yang bermunajat kepada- Nya.”

Seorang ulama yang tokoh sufi, Hasan Al-Bashri, berkata, “Perbanyaklah istighfar di rumahmu, di ruang makan, di tengah perjalanan, di pasar, di tempat kerja, di pertemuan-pertemuan dan di mana pun dirimu berada saat itu. Sebab engkau tidak akan tahu di tempat manakah turunnya maghfirah Tuhanmu!” Rasulullah SAW sendiri bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku selalu mohon ampunan kepada Allah sehari semalam lebih dari 70 kali.” [Shahih Bukahri].

Hubungan terdekat yang hampir sama pengertiannya dengan istighfar ialah taubat yang artinya kembali kejalan Allah setelah mendurhakai-Nya. Taubat tidak cukup hanya membaca astaghfirulah, tapi harus diikuti oleh intensitas perubahan untuk kembali kepada parameter Islam.

Bila pelanggaran itu menyangkut hak Allah, maka taubatnya ialah menyesali dosa-dosa yang diperbuat dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Sedang apabila dosanya berhubungan dengan hak sesama, maka ia harus menyelesaikan dulu hubungannya dengan sesama itu dengan memohon kerelaannya, kemudian menyesali perbuatan tersebut di hadapan Allah SWT.

Taubat harus diiringi dengan rasa penyesalan sebagaimana sabda Nabi SAW, “Penyesalan adalah inti taubat”. [HR. Imam Ahmad]. Baik istighfar maupun taubat adalah bagian dari amal shalih yang disukai oleh Allah SWT.

Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu sangat senang dengan taubatnya seorang hamba ketika ia bertaubat kepada-Nya, melebihi sukacita seseorang di antara kamu yang mengendarai ontanya di tengah padang pasir yang luas, tiba-tiba ontanya lari meninggalkannya sementara semua perbekalan makan dan mimum berada di atas punggung onta. Maka ia berputus asa menerima musibah itu. Lalu ia pergi suatu pohon dan beristirahat di bawah keteduhannya. Pada kondisi demikian itu tiba-tiba ontanya sudah berdiri di sampingnya, maka ia segera mengambil kendalinya seraya berkata, “Ya Allah, Engkau hambaku dan aku tuhan-Mu.’ saking gembiranya, [ia lupa].”,[HR. Bukhari- Muslim]. Wallahu a’lam bishshawab.

Referensi: Republika 2002.

banner 336x280
Baca Juga:  Di Akhir Tahun Hendaklah Muhasabah Diri