“Al hajju al mabruur laisa lahu jazaaun ilal jannah”. Tiada imbalan yang setimpal bagi haji yang mabrur melainkan surga”. [hr. Bukhari].
BERBAGI News – ALLAH kembali memanggil muslim yang mampu untuk dapat ke Baitullah, menyaksikan langsung tanda-tanda kekuasaan Allah, menyaksikan langsung jejak langkah perjuangan Rasulullahsehingga mereka benar-benar dapat menjadi Hamba Allah dan Umat Muhammad, yang selalu taat, tunduk dan patuh atas segala perintah dan larangan-Nya.
Perjalanan haji dengan demikian merupakan perjalanan suci, dimana seluruh proses dan kegiatan dari sejak berangkat sampai kembali ke tanah air merupakan kegiatan yang bernilai ibadah, perjalanan yang mengikuti anjuran Rasulullah Saw.
“Janganlah kamu bersemangat untuk berpergian kecuali berpergian ke tiga tempat: Masjid al Haram [di kota Makkah], Masjidku [Masjid Nabi di Kota Madinah], dan Masjid Al Aqsha].”
Oleh karena itu menuju ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji tidak boleh disamakan dengan wisata biasa, karena perjalanan haji adalah perjalanan ritual untuk melaksanakan kegiatan yang suci dan sakral: sehingga seluruh rentetan proses perjalanan tersebut dari sejak niat, biaya perjalanan, segala kegiatan sejak keberangkatan sampai kembali ke tanah air adalah merupakan ujian yang akan dinilai Allah sebagai suatu ibadah dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda.
Rasulullah Saw bersabda: ” Biaya yang dikeluarkan untuk menunaikan ibadah haji nilainya sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk Jihad Fi Sabilillah. Satu dirham [yang dikeluarkan untuk biaya haji tersebut] untuk diganti dan dibalas dengan tujuh ratus kali lipat”. [HR. Ahmad dan Turmudzi].
BERSIHKAN NIAT . . .!
Untuk mendapatkan Haji yang Mabrur dan menerima pahala yang berlipat ganda tersebut maka faktor pertama adalah niat, “Innamal A’malu binniaat”. segala sesuatu akan dinilai berdasarkan niat, demikian bunyi sebuah hadits. Niatkan bahwa berangkat ke tanah suci hanya untuk memenuhi panggilan Ilahi.
Labbaikallahumma Labbaiiik … Aku datang kepada-Mu, hanya untuk melaksanakan perintah beribadah kepada-Mu, hanya untuk beribadah kepada-Mu, bukan untuk dipanggil pak Haji, bukan untuk menaikan status sosial, bukan dianggap sebagai orang yang taat beribadah, bukan untuk gengsi, bukan untuk berbisnis, bukan untuk ini dan itu …Tapi hanya untuk mengabdi kepada-Mu.
Oleh karena itu sewaktu bibir mengucapkan “Labbaikallahumma Labbaiik” maka di hati kita berikrar Ya Allah, aku datang ke tanah suci semata-mata hanya untuk memenuhi dan menyambut panggilan-Mu, beribadah kepada-Mu. Sewaktu bibir melanjutkan tal
biyah: “Labbaika La Syariika laka labbaiik”. maka hati kita hendaknya juga bergetar “Ya Allah Sucikanlah niatku … Ya Allah, jangan sampai aku salah niat dalam ibadah ke tanah suci ini. Aku berangkat bukan untuk ini dan itu, bukan untuk mencari kedudukan, gengsi, status sosial, bukan untuk mencari kekayaan dan kesenangan dunia, karena itu semua dapat menjadikanku syirik dalam beribadah kepada-Mu.
Akhirnya marilah kita merenungi sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibu Hibbah dari Abdulah bin Umar bahwasanyaa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya seorang yang melakukan ibadah haji waktu keluar dari rumahnya, setiap langkah kakinya akan dibalas Allah dengan menuliskan baginya kebaikan dan menggugurkan dosa. Apabila dia wukuf di Arafah, maka Allah akan membanggakannya kepada Malaikat dengan ungkapan:
“Wahai malaikat … saksikanlah dan ĺihatlah hamba-Mu. Dia mendatangi-Ku dengan rambut kusut masai, Aku persaksikan kepadamu sesungguhnya Aku mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak jumlah bintang dilangit dan sebanyak butir pasir di gurun.
Apabila mereka melontar jumrah, tidak ada seorangpun yang mengetahui apa imbalan baginya sampai dia dibangkitkan Allah di hari kiamat. Apabila dia memotong rambutnya, maka dia akan memiliki cahaya pada hari kemudian bagi setiap rambut yang gugur dari kepalanya. Apabila telah selesai tawaf di Baitullah, maka keluarlah ia dari dosanya seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya”.
Dalam kitab Hadits Subulussalam disebutkan bahwa Haji yang Mabrur balasannya tiada lain kecuali surga. Haji yang Mabrur adalah ibadah haji yang tidak dicampuri dengan perbuatan dosa.
Maka barangsiapa yang wafat dalam perjalanan haji maka dia seperti orang yang wafat di jalan Allah. Dan barangsiapa yang datang berhaji semata-mata karena Allah, maka dia akan diampuni segala dosanya yang telah diperbuatnya.
Selamat jalan para jamaah haji, Selamat jalan wahai dhuyuufurrahman, Selamat jalan tamu Allah … Labbaikallahumma labbaik … Semoga mejadi Hajjan mabrura wa Sa’yan Masykura wa Tijaratan Lan Tabuura. Selamat jalan … Semoga menjadi Haji yang Mabrur … Amien. (ASW)