Menyikapi Fitnah Perpecahan di Akhir Zaman

Religi166 Views

“Sesungguhnya, menjelang datangnya hari Kiamat nanti akan muncul banyak fitnah seperti lapisan-lapisan malam yang gelap. Di pagi hari seseorang beriman namun di sore harinya berubah menjadi kafir; atau di sore hari beriman sementara di pagi harinya menjadi kafir …” [HR. Abu Dawud]

BERBAGI News – ZAMAN fitnah adalah suatu zaman yang ketika itu akal orang-orang yang berakal bertindak ceroboh dan kebijaksanaan orang-orang bijak menjadi sirna, dikarenakan oleh begitu kuatnya syubhat-syubhat yang bermunculan banyaknya orang-orang yang terjerumus, bercampurnya kebenaran dengan kebathilan hingga keduanya susah dibedakan.

Mencari akar permasalahan fitnah berdasarkan manhaj ulama Salaf adalah suatu hal yang sangat penting, terutama di zaman sekarang ini, di mana fitnah-fitnah telah bermunculan di setiap tempat. Umat-umat lain telah mengeroyok umat Islam dan banyak orang yang terjerumus kedalam urusan fitnah. Umat dibuat bingung oleh urusan fitnah dan tidak tahu cara agar terbebas darinya.

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa umat Islam di akhir zaman ini mengalami nasib yang sangat strategis. Betapa tidak, dibanyak dimensi kehidupan, umat ini mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Di sisi lain, umat ini pun terhinakan oleh musuh-musuh mereka tanpa dapat berbuat banyak.

Di skup internal sendiri tak kalah parahnya. Mereka berpecah belah dan saling bermusuhan satu sama lain hanya karena berbeda pemahaman, pandangan, dan suku bangsa. Apalagi kalau sudah masuk ranah politik, antar sesama kawan dapat bertengkar dan saling menyerang.

Belum lagi mengingat problem umat ini yang bertumpuk-tumpuk, dimana merajalelanya kemaksiatan bertebaran di mana-mana, penjajahan terjadi di banyak negara. Belum lagi problem internal umat Islam berupa perpecahan umat, pertikaian antar sesama, bahkan saling mengkafirkan, menghina ulama, serta problem-problem lain yang ini dikatagorikan ke dalam fitnah di akhir zaman.

Beruntunglah orang yang mau berpegang teguh dengan agamanya dan menjunjung tinggi sunnah Rasulnya. Karena jauh-jauh hari,14 abad yang lalu, Rasulullah SAW telah menubuatkan dan memberitakan kepada umatnya bahwa di akhir zaman nanti akan muncul banyak fitnah. Di antara fitnah yang disebutkan itu adalah fitnah perpecahan umat Islam dan peperangan di antara sesama mereka.

Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, menjelang datangnya hari Kiamat nanti akan muncul banyak fitnah seperti lapisan-lapisan malam yang gelap. Di pagi hari seseorang beriman manun di sore harinya dia berubah menjadi kafir; atau di sore hari beriman sementara di pagi harinya menjadi kafir …”. [HR. Abu Dawud].

Apa yang disebutkan dalam hadits di atas hanyalah sebagian kecil dari fitnah. Masih banyak lagi fitnah-fitnah lain yang disebutkan di banyak riwayat yang shahih dari beliau. Bagaimana sikap yang tepat dalam menghadapinya dan menyikapinya yang benar, tentulah kita berpedoman sesuai dengan petunjuk Nabi dan arahan para ulama salaf dari kalangan para sahabat dan Tabi’in.

Oleh karena itu, diantara kesempurnaan rahmat Allah SWT bagi hamba-Nya adalah Dia telah mensyari’atkan bagi mereka sesuatu yang dapat memperbaiki urusan mereka dalam segala kondisi, suka maupun duka, dalam keadaan penuh semangat maupun benci, dalam situasi aman maupun mencekam dan dalam kondisi bersatu maupun berpecah belah.

Di antaranya adalah nash-nash yang terdapat dalam al-Qur-an dan sunnah yang menjelaskan kepada seorang Muslim jalan yang benar yang harus ditempuhnya ketika terjadi fitnah dan kondisi sulit, agar dia bisa selamat dan kaum Muslimin lainnya pun ikut selamat bersamanya.

Kesimpulanya, hanyalah mereka yang memegang teguh bersama Kitabullah dan Rasul-Nya. Dan menjadikan kebenaran sebagai tujuan utama di dalam hidupnya dan lebih mengutamakan ridha Allah SWT di atas keridhaan manusia, inilah yang bisa menjadikan umat Islam selamat dari huru-hara dan kekacauan fitnah di akhir zaman. Wallahu a’lam.

Sumber:
Menyikapi Hura-Hara dan Kecauan Di Akhir Zaman,2007

banner 336x280
Baca Juga:  Pemimpin Demokratis yang digambarkan dalam Al-Qur'an