BERBAGI News – Korupsi ibarat rayap. Ya, seperti rayap yang bekerja diam – diam menggerogoti pondasi kayu yang tampak kokoh dan mulai merusak kayu itu dari dalam.
Rayap mungkin terlihat kecil dan tidak berbahaya namun, jika dilakukan dengan jumlah yang besar maka kerusakan yang akan di dapat akan sangat merugikan.
Begitu pula dengan korupsi, mau itu dilakukan secara individu ataupun dengan berkelompok, besar dan kecilnya emas yang mereka ambil mempengaruhi kekokohan suatu sistem yang berdampak pada masyarakat.
Koruptor Menjadi Parasit Ekonomi Negara
Tidak habis berita atau kasus yang muncul terkait korupsi di Indonesia, yang saat ini semakin membengkak dan merugikan masyarakat Indonesia. Dimulai dari kasus PT Timah yang mencapai 300 T, kasus PT Jiwasraya yang merugikan negara hingga 16,8 T, dan masih banyak lagi kasus yang angka kerugiannya mencapai triliunan.
Para koruptor menerima sebuah keuntungan yang seharusnya tersebar luas untuk rakyat Indonesia. Mereka mendapatkan kekokohan finansial, memiliki kekuasaan dan pengaruh, sehingga mereka juga memiliki akses sumber daya yang mana seharusnya masyarakat juga di perbolehkan menggunakan sumber daya tersebut.
Koruptor membunuh masyarakat Indonesia secara perlahan dengan menyabotase berbagai macam layanan publik. Pendidikan, fasilitas kesehatan, dan infrastruktur sering kali di gunakan untuk kepentingan pribadi sehingga masyarakat terus mendapat layanan yang kurang cukup.
Banyak kasus yang tersebar mengenai alat ataupun dana yang seharusnya diberikan kepada sekolah atau pun fasilitas kesehatan malah digunakan untuk pemasukan dana pribadi. Masyarakat semakin hidup penuh dengan tekanan akan kebodohan dan kemiskinan sebab pengalihan dana yang dilakukan oleh koruptor mengurangi kualitas dan aksesibilitas layanan publik bagi masyarakat.
Meski korupsi sering dianggap sebagai hal yang negatif, ada sebuah istilah yang menyatakan bahwa korupsi bisa menjadi pelumas pembangunan, dengan kata lain korupsi berdampak positif terhadap perekonomian atau pembangunan terutama di negara berkembang.
Pada masa orde baru ada yang namanya dana non budgeter atau sejenis dengan dana yang tidak tercatat dalam anggaran resmi negara. Dana non budgeter digunakan untuk melancarkan pembangunan negara pada masa orde baru.
Pada masa itu ada dana non budgeter ada pembangunan dan sebagainya. Namun, yang menjadi permasalahannya saat ini sangat banyak dana non budgeter tapi nol pembangunan.
Bagi sebuah negara pembangunan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan adanya pembangunan negara bisa memberikan akses kepada masyarakat untuk mempermudah distribusi barang dan jasa, serta menarik investasi domestik dan asing.
Pembangunan juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan kualitas hidup dan memajukan teknologi.
Pada saat ini semakin terasa dampak negatif yang diterima oleh masyarakat akibat ulah para koruptor. Indonesia semakin mendekati kemungkinan era krisis moneter lagi sebab kemiskinan yang semakin buruk. Tidak hanya kemiskinan yang didapat oleh masyarakat Indonesia, jumlah korupsi yang terus membengkak ini menjadikan masyarakat kehilangan rasa kepercayaannya terhadap kebijakan negara.
Masyarakat merasa bahwa para pemimpin sudah banyak mencurangi dan membohongi rakyat Indonesia. Masyarakat yang semakin kehilangan pekerjaannya dan negaranya tumbuh menjadi negara yang penuh dengan angka pengangguran, tidak mampu memilih pemimpinnya di masa yang akan mendatang, sebab kepercayaan masyarakat telah tergerus karena ulah koruptor.
Kebahagiaan yang dijanjikan kepada masyarakat justru semakin menjauh dari cita – cita. Rakyat banyak yang sengsara, kemiskinan semakin parah dan oknum yang di untungkan semakin meluas hartanya.
Masih banyak anak – anak Indonesia yang kekurangan fasilitas pendidikan dan kesehatan, bahkan gizi anak yang terus memburuk. Apakah mempertahankan korupsi di negara kita menjadikan kita masyarakat yang untung atau masyarakat buntung ?.
Sebagai masyarakat yang dirugikan kita perlu memberantas para tikus berdasi yang terus berkeliling di negeri ini. Masyarakat harus lebih sadar mengenai perkembangan politik, tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi di dalam perpolitikan.
Masyarakat meningkatkan kesadaran melalui pendidikaan dan partisipasi dalam kampanye anti – korupsi sehingga bisa mengetahui berbagai dampak yang dihasilkan oleh pelaku korupsi. Mengembangkan sikap kritis terhadap pemerintah yang tidak transparansi atau sewenang – wenang dalam menjalankan kebijakannya.
Masyarakat harus menghindar dari keterlibatan praktik korupsi, mendukung pemimpin yang bersih, dan terus melaporkan setiap tindakan korupsi. Masyarakat saat ini telah didukung oleh teknologi dimana saat ini suara rakyat yang terus bermunculan di media sosial cenderung lebih didengar, dengan memanfaatkan akses itu netizen Indonesia mampu mengurangi tindak korupsi yang merajalela.
Masyarakat juga mampu meningkatkan pengetahuan dan pendidikannya melalui teknologi sehingga ketumpulan terhadap daya pikir dan buta politik dapat dikurangi.
Korupsi menjadi salah satu kasus yang masih menjadi PR untuk Indonesia tidak hanya berlaku untuk para pemerintah dan pejabat tetapi juga berlaku untuk kita rakyat Indonesia.
Semakin banyak rakyat Indonesia yang beridiri di posisi anti korupsi semakin berkurang entitas yang korup. Jika kita tidak segera memberantas korupsi maka rakyat akan semakin sengsara dan terus mengalami kerugian yang bisa saja membunuh kesejahteraan.
Tidak hanya kebahagiaan rasa aman juga akan ikut tergerus sebab koruptor memonopoli fasilitas publik termasuk fasilitas keamanan. *