Penulis: Jia Ulfa, Mahasiswa KPI UIN Mataram
BERBAGI News – Generasi muda sering disebut sebagai “penggerak perubahan” di berbagai bidang, termasuk politik. Tapi, sejauh mana peran mereka di dunia politik? Apakah anak muda benar-benar bisa menjadi pembawa perubahan besar, atau hanya sekadar slogan?
Faktanya, anak muda memiliki energi, ide-ide inovatif, dan semangat tinggi. Mereka tidak terlalu terikat pada tradisi lama yang kadang menghambat perubahan.
Dengan akses mudah ke informasi dan pemahaman trend global, anak muda lebih peka terhadap kebutuhan zaman.
Namun, potensi besar ini sering kali tidak dimanfaatkan sepenuhnya karena banyak yang merasa politik itu rumit atau tidak relevan dengan hidup mereka.
Belakangan ini, kesadaran mulai tumbuh. Politik tidak lagi dipandang hanya sebagai urusan pemerintah atau parlemen. Gerakan sosial di media, kampanye lingkungan, kesetaraan, atau petisi online adalah contoh bagaimana anak muda berpartisipasi dalam politik, meski dalam bentuk yang berbeda dari proses formal.
Namun, jalan anak muda di politik tidaklah mudah. Hambatan seperti kurangnya akses ke ruang pengambilan keputusan, suara yang sering diremehkan, atau stigma “anak muda tahu apa soal politik” masih menjadi tantangan besar.
Padahal, anak muda sering kali memiliki solusi kreatif yang tidak terpikirkan oleh generasi sebelumnya.
Selain itu, ada tantangan internal. Banyak yang enggan mendalami politik karena sibuk atau nyaman dengan rutinitas. Yang aktif pun kadang hanya berputar di lingkaran kecil tanpa menjangkau masyarakat luas. Padahal, untuk menjadi agen perubahan, keterlibatan dengan semua kalangan sangat penting.
Jadi, apakah anak muda bisa menjadi penggerak perubahan politik? Sangat bisa, asalkan konsisten dan kolaboratif. Perubahan tidak terjadi seketika.
Dibutuhkan waktu, strategi, dan kerja sama di berbagai level. Anak muda juga perlu berani masuk ke sistem, memahami aturan, dan mendorong perubahan dari dalam.
Kesimpulannya, generasi muda memiliki potensi besar untuk mengubah politik, tetapi itu bergantung pada niat dan usaha. Jika hanya semangat sesaat tanpa kesinambungan, perubahan tidak akan terjadi.
Namun, dengan memanfaatkan energi, kreativitas, dan ide secara kolektif, tidak ada yang mustahil. Jadi, langkah pertama apa yang akan diambil?