Lombok Timur, BERBAGI News – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan organisasi tertinggi yang berada di tingkat Universitas atau Institut Perguruan Tinggi.
Lembaga tersebut bergerak sebagai aspirasi dari para mahasiswa dalam menghadapi problematika didalam kampus. BEM sangat berperan penting dalam berbagai pengurusan akademik dan keorganisasian dari para mahasiswa secara menyeluruh. Tiap tahunnya reorganisasi selalu dilakukan oleh para aktivis kampus dalam pengelolaan kepengurusan regenerasi organisasi mahasiswa.
Maka dari itu Pemilihan Umum Raya Mahasiswa atau pemilihan para ketua dan wakil BEM menjadi sangat penting sebagai bentuk dari demokrasi kampus. Pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa di Kampus Institut Agama Islam Hamzanwadi NWDI Pancor Tahun 2024 pun tahun ini akan dimulai.
Salah satu pasangan calon di antara dua calon yang ikut berkontestasi di dalamnya yakni Daud Zaman dan Ahmad Syamsul Anwar. Berakronim dengan nama DASA, Pasangan tersebut membawa nuansa perubahan dan mantapkan diri untuk maju setelah melalui serangkaian diskusi, kolaborasi dan konsolidasi yang panjang.
Tentunya sebagai Mahasiswa yang kaya akan pemikiran dan terobosan, Pasangan yang berakronim “DASA” ini membawa gagasan besarnya dalam Visi dan misi sebagai bentuk target yang ingin dicapai dalam Kerja-kerja Organisasi BEM satu periode ke depannya.
Daud Zaman sebagai calon ketua BEM pun mengatakan secara tegas sebagai mahasiswa harus berpikir atas setiap potensi pikiran mahasiswa di kampus dalam menciptakan arah perubahan yang justru menciptakan para mahasiswa yang mampu berpikir dan berdealiktika dengan matang, dan hal itu hanya bisa dilakukan dengan pendekatan dan kaloborasi dalam organisasi intera kampus.
“Dengan gagasan yang kami sampai sebagai bentuk cerminan BEM bukan hanya tampil dalam Orientasi Mahasiswa baru saja, tapi iya tampil sebagai promotor utama menciptakan nuansa kampus yang aktif, kritis, dan kolaboratif dalam hal kemajuan,” harapnya.
Calon dari wakil ketua BEM Ahmad Syamsul Anwar pun mengatakaan di kampus yang tercinta yang kental akan nilai-nilai Islam dan hal itu seharusnya menjadi perhatian secara bersama untuk lebih peka dan respek terhadap isu-isu Islam, belum lagi pendiri kata dia merupakan seorang pejuang kemerdekaan dan seorang pahlawan nasional, yang seharusnya di jiwa-jiwa itu pula tertanam cinta tanah air yang kuat (Nasionalis).
“Kepeduli kita terhadap isu kemasyarakatan sebagai bentuk tangung jawab moral sebagai Mahasiswa. Semuanya ini perlu adanya kolaborasi yang aktif dan Institut Agama Islam Hamzanwadi NWDI Pancor harus menjadi kampus yang lebih terbuka lagi,” ungkap Syamsul.
Tentunya jelas pasangan ini, semua hal itu akan terwujud dengan dukungan kuat dari kawan-kawan seperjuangan yang ingin ikut berjuang bersamnya. Ia ingin menjadikan BEM IAI Hamzanwadi Pancor menjadi wadah kolaboratif dan promotor utama dalam pergerakan kampus kedepannya. (***)