Peran milenial dalam meningkatkan partisipasi Masyarakat pada penyelenggaraan Pilkada

Oleh; Raniya

Opini141 Dilihat
Banner IDwebhost

BERBAGI News – Pilkada (pemilihan kepala daerah) adalah proses demokrasi di Indonesia. Dimana warga negara yang memenuhi syarat memilih pemimpin daerah, seperti gubernur, bupati, atau wali kota.

Pilkada dilaksanakan secara langsung oleh rakyat untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah, pilkada harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali generasi milenial. Namun Tingkat partisipasi pemilih dikalangan milenial sering kali tidak sebanding degan potensinya.

Oleh karena itu penting untuk melihat bagaimana generasi ini dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada.

Dan seperti yang kita ketahui generasi milenial yang kini berada pada rentang usia 20 sampai 40 tahun, adalah kelompok yang sangat besar dan potensial dalam menentukan hasil pilkada, namun ada beberapa tantanganya yang dihadapi dalam mendorong partisipasi mereka.

Salah satunya adalah ketidak percayaan terhadap system politik, banyak milenial yang merasa bahwa politik praktis sering kali jauh dari harapan mereka, penuh dengan intrik dan kepentingan yang tidak mewakili suara rakyat.

Selain itu informasi yang tidak jelas, kampanye politik yang kurang menarik dan kurangnya pemahaman mengenai proses pilkada sering menjadi alasan mereka enggan untuk unruk berpartisipasi.

Namun, meskipun tantangan tersebut ada, milenial memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan partisipasi pilkada. Mereka merupakan generasi yang melek akan teknologi dan lebih terhubung degan informasi melalui media sosial dan patform digital. Dengan mengoptimalkan potensi ini, partisipasi milenial dalam pilkada bisa lebih meningkat.  

Dan peran milenial dalam meningkatkan partisipasi mereka dalam masyarakat terutama dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada).

  1. Mengajak teman atau keluarga terdekat untuk berpartisipasi, Disana kita dapat mempengaruhi dengan cara mengedukasi orang-orang sekitar tentang pentingya memilih dan jangan golput.
  2. Menjadi pemilih cerdas, Selain harus aktif mengajak orang lain untuk memilih, milenial juga perlu menjadi pemilih berdasarkan visi misi, rekam jejak calon, serta kepentingan masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya berdasarkan popularitas atau faktor emosional.
  3. Menjadi relawan atau aktivis sosial, Kita bisa dapat terlibat langsung dalam suatu organisasi yang mendukung penyelenggaraan pilkada, mengawasi jalannya pemilu agar berjalan dengan adil dan jujur. Mereka juga bisa mengajak warga untuk hal pilihnya.
Baca Juga:  Korupsi : Masyarakat Untung atau Masyarakat buntung ?

Dengan memanfaatkan cara ini, milenial dapat berperan aktif dalam meningkatkan partisipasi pemilih dalam pilkada, yang pada gilirannya akan memperkuat demokrasi dan membangun masyarakat yang lebih baik. Mereka adalah kelompok yang tidak hanya memiliki kemampuan teknologi yang mumpuni, tetapi juga semangat untuk perubahan yang yang lebih baik.

Dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi yang akurat dan mengedukasi masyarakat serta melibatkan diri dalam kegiatan pendidikan politik, milenial dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

banner 336x280