“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” [QS. Al-Maaidah: 3].
BERBAGI News – ALLAH SWT telah banyak melimpahkan nikmat-Nya kepada manusia, baik yang kita rasakan langsung maupun tidak langsung. Nikmat terbesar dan termahal yang Allah berikan adalah ISLAM; agama yang menuntun manusia ke jalan keselamatan, di dunia maupun akhirat.
Islam sebagai agama membawa SYARIAT bagi umat manusia yang didalamnya penuh hikmah dan nilai-nilai luhur dan agung, karena hal itu bersumber dari Allah SWT. Prinsip dasar syariat Islam, baik perintah maupun larangan harus dipatuhi dan ditaati tanpa tawar menawar.
Sangat ironis rasanya jika ada umat Islam ketika mendengar kata ‘syariat Islam’, ada yang langsung antipati, atau bisa jadi merasa alergi. Ada pula yang malah ketakutan. Juga, mungkin ada yang merasa tertekan. Di lain pihak, tidak sedikit orang yang bersimpati.
Dan tidak sedikit pula mereka menyambutnya dengan senang hati. Jiwa masing-masing merindukan penerapan syariat Islam. Ingin sekali merasakan keadilan, rahmat, dan keberkahan serta ridha Allah SWT.
Memang benar kata pepatah: ‘tak kenal maka tak sayang’. Penolakan orang-orang Islam terhadap syariat Islam sejatinya bermuara pada ketidaktahuan mereka tentangnya. Atau biang keladinya adalah pengetahuan yang tanggung tentang agama Islam itu sendiri.
Dengan ilmu yang masih dangkal, berasal dari sumber-sumber yang tidak valid pula, mereka merasa sudah tahu segalanya tentang Islam. Itulah yang membuat mereka menyalahkan tuntunan agama mereka sendiri.
Apalagi mata mereka terlanjur silau diterpa sinar kemajuan umat lain, sekaligus rabun dirundung senja ketertinggalan umat Islam. Alhasil, mereka selalu gagal melihat cahaya petunjuk arah yang benar, walaupun hanya secercah.
Menurut Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi dalam karyanya yang berjudul Hikmatut-Tasyri Wa Falsafatuh, mengatakan; “sejatinya tiada lagi kaum Muslimin yang menolak penerapan syariat agama mereka sendiri. Juga, diharapkan tidak ada minoritas non muslim yang menentang penerapan syariat Islam di negara mayoritas Muslim”.
Al-Jurjawi menambahkan, “Sebab ‘undang-undang langit’ ini pada hakikatnya bermanfaat bagi seluruh bangsa manusia, ĵin, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam semesta, tanpa terkecuali. Manfaatnya tidak terbatas hanya bagi umat Islam sendirian. Dengan melaksanakannya, sempurnalah kasih sayang, keadilan, dan keberkahan Allah dinikmati semua hamba-Nya, agar mereka semua memperoleh kebahagiaan di dunia sebelum di akhirat kelak”.
Semoga Allah memberikan pemahaman tentang rahasia Al-Qur’an dan hikmah di balik perintah-Nya yang sangat memukau akal dan menenangkan jiwa kepada kita, bahwa Allah Yang Maha Kuasa yang telah mensyariatkan kepada kita beragam ibadah dan muamalah melalui nabi pilihan-Nya dan Nabi-Nabi yang lainnya yang sarat dengan beragam hikmah dan rahasia mengandung banyak kemaslahatan.
Dikutip dari buku Indahnya Syariat Islam: “Dr. M. Ahno, konsul Jepang di Mesir berkata, “Jika kaum Muslimin di Barat dan di Timur semuanya berpegang kepada ajaran Al-Qur’an, mereka akan maju dalam bidang sosial, sastra, keagamaan dan politik. Karena Al-Qur’an menghimpun hukum sipil lama dan baru. Ia adalah kitab yang sempurna dan universal”.
Ahno, menambahkan, “Saya memperoleh banyak Al-Qur’an terjemah, tetapi yang sekarang saya telaah adalah terjemahan dalam bahasa Inggris. Setelah saya banyak menalaahnya, saya menemukan keajaiban isinya dan aturannya tentang muamalah . Saya benar-benar kagum dengan perhatian Muslimin terhadap urusan agamanya dan pengamalan dalam keluhurannya”.
Seorang Ilmuan Inggris terkenal bernama Mr. Admond Purk berkata, “Undang-undang Muhammad merupakan undang-undang yang tepat bagi semua manusia. Mulai dari Raja sampai rakyat jelata. Ia adalah undang-undang peradilan yang sangat rapih dan kokoh. Ia adalah undang hukum yang ilmiah dan memberi cahaya. Tidak ada yang bisa mengunggulinya di planet bumi ini.” Wallahu a’lam bish showab. (ASN)