Penulis: Ahmad Imadul Qayyim, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (S1), Universitas Islam Negeri Mataram
BERBAGI News – Pada masyarakat moderen saat ini peran media sosial menjadi bagian yang sangat penting, dengan kemajuan teknologi informasi dan media sosial seperti Facebook, twitter, Instagram, dan Tiktok memungkinkan para individu menyampaikan informasi dan memberikan opini dengan cepat dan luas. Sangat jauh berbeda pada saat era tahun 70-an yang dimana dalam penyampaian informasi sangatlah susah.
Kesempatan ini lah yang dimanfaatkan oleh pelaku peserta politik yang dimana zaman serba digital saat ini, media sosial telah menjadi penunjang utama bagi para politisi, partai politik, aktivis maupun khalayak umum untuk menjadi alat interaksi, berbagi infomasi dan membangun opini publik bagi para politisi maupun lainnya.
Media sosial menawarkan berbagai kemudahan, tentu politisi tidak menyiakan kesempatan yang sangat efisien ini, di karenakan segala opini, tindakan dan keputusan politisi yang dapat membangun citra mereka, dapat di lihat dan di tonton oleh masyarakat luas secara cepat, tepat, dan mudah di jangkau oleh masyarakat luas.
Keuntungan Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Tunggangan Komunikasi Politik
- Akses Langsung dan Interaksi Dua Arah, Media sosial membuat politisi atau partai dapat langsung berbicara kepada masyarakat tanpa harus lewat media tradisional seperti koran, TV, atau radio. Jadi, politisi atau partai dapat memberikan informasi langsung, secara cepat, dan mendengar tanggapan masyarakat.
Interaksinya dapat digunakan secara dua arah, tidak hanya politisi yang berbicara, akan tetapi masyarakat juga dapat memberikan feedback, seperti bertanya, atau mengkritik. Ini membuat komunikasi lebih terbuka dan demokratis. Contohnya, banyak politisi menggunakan Tiktok, Instagram, dan X untuk mengumumkan kebijakan baru atau sesi tanya jawab bersama pengikutnya. - Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses Politik, Media sosial dapat membantu masyarakat menjadi lebih gampang mengikuti serta dalam politik, seperti memberi opini, menyebarkan info, atau mendukung kampanye. Melalui platform-platform tersebut, masyarakat dapat mendiskusikan isu-isu terbaru, membuat gerakan sosial, atau mendukung kandidat dan kebijakan tertentu.
Dengan cara memakai hashtag atau grup, masyarakat mengatur acara politik atau menyebarkan pesan ke banyak orang. Contoh nya, pada masa pemilu, media sosial sering dipakai untuk menyuarakan dukungan, edukasi pemilih, atau memberi informasi tentang tata cara menyoblos. Jadi, media sosial bisa di gunakan untuk mengajak masyarakat aktif di demokrasi. - Menyebarkan Informasi dengan Cepat dan Efisien, Salah satu kelebihan media sosial adalah mampu menyebarkan atau memberikan informasi dengan cepat dan akurat. Di dunia politik, waktu sangatlah penting, maka dari itu politisi juga harus bisa memberi informasi degan cepat agar tidak ketinggalan atau terlambat. Media sosial mampu memberikan pesan politik sampai ke publik hanya dengan hitungan detik, seperti soal kebijakan, hasil pemilu, atau perubahan di partai.
- Menjangkau Pemilih Muda dan Generasi Digital, Media sosial sangat penting untuk menjangkau pemilih muda yang lebih paham akan teknologi dan juga aktif secara online. Generasi muda sangat jarang menonton TV atau mendengar radio, akan tetapi sering nongkrong di sosial media. Jadi, ini dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk para politisi berkomunikasi bersama generasi muda.
Kalau politisi pintar memakai media sosial, para politisi mampu membangun dukungan dari anak muda, memberi info yang relevan, dan mengajarkan soal isu politik. Namun disisi lain, pemilih muda juga mampu mengubah cara atau gaya berkampanye dengan memberi respon cepat ke kebijakan kandidat yang mereka suka, ataupun yang mereka tidak suka, sering terlihat dengan cara yang di luar dari norma atau peraturan yang sudah di tentukan.
Kekurangan dari Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Alat Komunikasi Politik
1. Penyebaran Informasi Palsu (Hoaks)
Informasi memang bisa cepat menyebar di media sosial, akan tetapi, politisi dan pengguna media sosial juga harus berhati-hati akan berita palsu atau hoaks. Ini bisa merusak reputasi politisi atau memengaruhi opini publik secara negatif.
2. Troll dan Serangan Siber
Politisi dan pendukungnya tentu nya bisa jadi target troll atau serangan siber, seperti komentar negatif, ujaran kebencian, bahkan sampai dengan hacking akun. Maka dari itu, politisi dan pengguna media sosial harus menjaga privacy dan data pribadi agar tetap aman dan tidak mudah di retas.
3. Kurangnya Medalami Diskusi
Media sosial sering mendorong diskusi singkat dan dangkal, bukan pembahasan mendalam tentang isu-isu penting. Platform media sosial cenderung mendorong percakapan singkat atau komentar sepintas, bukan pembahasan isu-isu politik secara detail. Ini membuat publik tidak sepenuhnya memahami konteks.
4. Keterbatasan Audiens
Terlalu mengandalkan media sosial dapat membuat politisi kurang aktif dalam dan tidak dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Kelompok yang tidak aktif online, seperti generasi tua atau masyarakat di daerah terpencil, mungkin tidak menerima pesan politik tersebut.
Masa Depan Komunikasi Politik di Media Sosial
Dengan berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya orang yang menggunakan media sosial, masa depan komunikasi politik di dunia maya atau sosial media tampaknya akan semakin pesat.
Politisi akan tetap mengandalkan media sosial untuk menjadi alat atau sarana yang dapat menjangkau pemilih, membangun citra, menyebarkan informasi dan menyampaikan pesan politik kepada masyrakat.
Oleh karena itu, penting bagi politisi dan masyarakat untuk lebih teliti dan kritis dalam menerima dan menyebarkan informasi, agar terhindar dari penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks, dan pelaku penyebaran informasi yang tidak akurat dan polarisasi tersebut, harus diatasi dengan bijaksana dan benar, agar media sosial tetap menjadi saluran yang produktif, positif dan efisien dalam komunikasi politik. ***